Sabtu, 30 November 2013

Dua Puluh Tahun

Dua Puluh Tahun, tepatnya 09 April 2013 lalu. Bulan di mana saya selalu merasa nervous akan setiap perubahan yang terjadi dalam hidup saya. Tapi selama bertahun-tahun, sembilan April yang lalu bisa jadi sebagai waktu yang membuat saya merasakan puncak gugup yang luar biasa dalam hidup saya. I’m officially 20. Saya ingat malam 35 menit sebelum jarum panjang jam mengarah ke angka tepat di angka 12. Saya menangis. Refleksi 20 tahun waktu yang saya jalani selama hidup ternyata masih belum mampu membuat kedua orang tua saya bangga. Belum ada prestasi gemilang yang bisa dengan sangat bangga saya ceritakan pada Ibu atau Bapak, yang kemudian mengemasnya dan menceritakan kembali kepada teman-teman mereka saat reuni sebagai bentuk kebanggaan mereka terhadap anaknya. Dulu saya pernah sekali-kali berkhayal menjadi pelajar yang memenangkan perlombaan  tingkat nasional, bahkan saya pernah mengikuti beberapa perlombaan dan itupun hasilnya kurang memuaskan :) kuliah di Perguruan Tinggi  Negri ternama di Indonesia dan dengan jurusan yang saya inginkan. Apapun itu, tetapi seiring bertambahnya umur, saya semakin cukup dewasa untuk mendefinisikan kata “bangga” yang sebenarnya ingin saya lekatkan pada orang tua saya. Bangga di umur 20 tahun ini bukan lagi sebagai penyandang best student dengan meraih IPk cumlaude, bukan juga sebagai penerima beasiswa dari perusahaan bergengsi di dunia. Tapi bangga ketika saya bisa berbagi (setidaknya) sepuluh persen waktu, tenaga, dan pikiran yang saya miliki untuk orang lain yang membutuhkan. Social responsibility. 

Saya kadang merasa iri melihat teman-teman yang bisa begitu  commit untuk terus membantu dan menjadi bagian dari masyarakat golongan tertentu yang membutuhkan. Kalau kata orang banyak, better say too late than doing nothing. Dan kalau kata teman saya, jangan menunggu sampai kamu menjadi ‘orang’ untuk berbagi, lakukan dari sekarang. Perlakuannya mungkin bisa saja kecil, tetapi yang paling penting sustainable. Dan inilah yang pelan-pelan akan coba saya lakukan mulai tahun ini. Tahun 2013 adalah tahun semangat saya untuk bisa memberikan aksi konkrit kepada mereka yang membutuhkan :)

Kamis, 14 November 2013

Masih ngeluh? Lalu, nikmat Allah mana lagi kah yang kamu nistakan??!!

Assalamualikum, hallo readers long time no post hihi...
Kesibukan kuliah karena tugas-tugas, assessment dan maca-macamnya jadi gak sempet banget ngpost, padahal udah banyak banget list-list tulisan yang udah mau di post :D
Langsung aja ke topik tulisan ini, tentang apa sih?kok judulnya masih ngeluh? ngeluh sama tugas?ngeluh sama kuliah?atau ngeluh sama uang bulanan?ngeluh pacar kurang ganteng atau kurang cantik? hihi yuk simak cerita dibawah ini :)

Beberapa hari yang lalu, setelah selesai kuliah saya bergegas pulang ke kosan karena deadline tugas yang sangat banyak. Sambil berjalan menuju kosan, beberapa meter dari kampus tiba-tiba saya melihat seorang anak kecil yang sedang duduk dan terlihat sangat lesu sekali. Kira-kira sekitar umur 8 tahun, berpakaian lusuh dan tidak menggunakan alas kaki.
 Saya mendekati anak kecil itu karena kasihan, dan bertanya "adek ngapain disini?" dan dia jawab "saya lagi istirahat kak habis nyari rongsokan, katanya" saya semakin penasaran ingin melanjutkan pembicaraan ini, saya semakin dalam bertanya. Apakah dia bersekolah ?, tinggal dengan siapa ? , masih adakah orang tuanya? dll. Adik kecil itu cukup bercerita banyak kepada saya sambil menggunakan bahasa sunda(walaupun saya agak sedikit mengerti bahasa sunda :) ), tentang kehidupnya sehari-hari.
 Dia menceritakan bahwa dia hidup bersama kakak perempuan dan neneknya, sedangkan ibunya sudah meninggal ketika melahirkannya dan bapaknya meninggal saat dia umur 10 bulan. Dia bersekolah kelas 2 SD saat ini, sambil sekolah dia membawa jualan es dan setiap penjualan dia hanya mendapatkan upah 1.000 atau 2.000. Bukan hanya itu dia ke sekolah tidak menggunakan sepatu, sepatunya sudah jebol katanya. Setelah pulang sekolah dia memungut botol-botol bekas atau seng yang bisa dijual. Saya masih menyimak pembicaraannya, dan  dia menceritakan neneknya yang membesarkan dia dan kakaknya. Neneknya bekerja membantu tetangganya, terkadang hanya mendapat upah 15.000. Terkadang mereka tidak ada uang sama sekali untuk membeli beras dan puasa. Saya larut dalam ceritanya dan tidak terasa saya meneteskan air mata. Dalam hati saya berbicara, betapa beruntungnya kamu gin, dibalik ujian dan cobaa yang Allah berikan masih ada yang lebih membutuhkan dan memprihatinkan daripada kamu. Berasa mendapatkan tamparan yang sangat keras sekali. Saya langsung istigfar, masih ngeluh sama semua ujian yang Allah kasih? Saya masih bisa merasakan bangku kuliah, masih bisa berkumpul dengan teman-teman, masih bisa makan ini itu, jajan sana sini.  Dikasih tugas yang cukup banyak sama dosen masih ngeluh? uang bulanan masih belum cukup? masih iri sama teman-teman yang bisa shopping? Kuliah yang cukup padat?Masih gak nurut sama orang tua? Lalu, nikmat Allah mana lagi kah yang kamu nistakan??!!. 
Saya sampai lupa jika saya sedang mengobrol dengan seorang adik kecil , dan tanpa sadar adik kecil itu sudah tidak ada. 
Teman-teman yang membaca tulisan ini, mari merenungi nikmat apa saja yang sudah Allah berikan kepadamu, sudah bersyukur kah kita atas semua yang telah Allah berikan? Sudah menurut apa kata orang tua? Masih mengeluh dengan jurusan yang tidak sesuai passionmu atau dengan tugas yang menumpuk, kuliah yang padat?, uang bulanan kurang?Yuk mari beryukur kepada Allah SWT, Shalat Taubat meminta maaf atas segala dosa dan khilaf yang pernah kita lakukan selama ini yang  disengaja ataupun tidak. Buat orang tua bangga padamu, dengan rajin kuliah dan berikan hadiah kecil aseperti presetasi yang telah kita ukir selama dibangku kuliah, misal IPK besar atau yang lainnya :).  Semoga cerita ini bermanfaat :). 

Allah SWT berfirman :                                                                                                                      
"Dan jika kalian menghitung nikmat Allah niscahya kalian tidak akan mampu menghitungnya."(Qs.Ibrahim :34)" 
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu kufur terhadap (nikmat)-Ku.” (QS. 2: 152)

Rasulullah SAW  bersabda, “Lihatlah orang yang yang ada di bawahmu dan janganlah kamu melihat orang yang ada di atasmu. Hal itu akan lebih baik bagimu agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang yang diberikan kepadamu.” (HR. Bukhori Muslim)"


Allah SWT bersabda“Dan (ingatlah juga) ketika Robb kalian mengatakan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka ketahuilah sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih’.” (QS. 14: 7). 

Wasalamualaikum.. 

Love
Ginna ^^