Minggu, 29 Juli 2012

Aku Dirimu dan Teman kecilku itu,


Assalamualaikum ..

Aku mengenalnya sudah cukup lama, orangnya baik, teguh pada pendiriannya, dan sangat ambisius sekali, pengejar cita-cita. Aku pernah merajut suatu hubungan dengannya, bisa dibilang lumayan lama. Sudah sangat tau sifatnya dan semua kebiasannya. Bahkan kedua orang tuaku sudah menganggapnya sebagai anak sendiri. Sekarang aku kuliah disebuah Perguruan Tinggi swasta di Bandung, Jarak yang cukup jauh antara Bandung dan Cilegon. Mungkin karena jarak yang memisahkan kita dan dia tidak bisa menjalani hubungan Jarak jauh denganku ini, dia memutuskan bahwa hubungan kita sebaiknya berakhir sampai disini saja. Dia berpesan padaku kamu harus fokus kuliah disana bukan untuk main-main dan dia tidak mau kalau aku sering pulang ke Cilegon hanya untuk dia. Aku selalu ingat kata-katanya itu. Sangat sedih sekali tetapi mau gimana lagi mungkin ini sudah jalannya. 

Selang beberapa bulan setelah kita putus, aku masih berharap dengannya. Berharap dia mau kembali denganku, karena kedekatan kita yang masih terlihat sebagai sepasang seorang kekasih. Tetapi itu semua tidak mungkin! Kita tidak mungkin bersatu kembali, kecuali jika Allah sudah berkehendak kita berjodoh. Sekarang aku menganggapnya sebagai seorang kakak, dia bisa membuatku menjadi seseorang yang dewasa, lebih mengerti arti sebuah kehidupan, aku belajar darinya, sekarang aku bisa lebih sabar, aku lebih bijak dalam mengambil suatu keputusan dan masih banyak lainnya.

Aku sedang online disebuah jejaring sosial facebook. Tidak sengaja aku melihat sebuah notifikasi di beranda itu. Aku sangat kaget melihatnya, tidak percaya dengan semua ini, sejuta pertanyaan dibenakku kenapa ini bisa terjadi?, mengapa mereka bisa kenal? darimana mereka bisa kenal? 









Badanku lemas melihatnya, aku menangis, mereka berpacaran! Akuu cari tahu. Aku sms dia dan aku tanyakan kepadanya darimana kamu kenal dia, bagaimana bisa kamu kenal dengannnya? Apakah kamu tahu dia adalah teman kecilku dulu?. Dia membalas smsku, awalnya dia bilang aku tidak tahu kalau wanita itu adalah teman kecilmu dan dia bilang tidak berpacaran dengannya kita hanya berteman, apa itu yang dinamakan teman sudah jelas terlihat buktinya. Ternyata mereka saling kenal dari facebook. 

Wanita itu, dia adalah teman kecilku, teman bermainku dulu, sewaktu aku masih di Indramayu. Cukup dekat aku dengannya walaupun kita tidak satu sekolah, tetapi rumah kita berdekatan. Dia wanita yang cantik, putih, periang. Aku sangat mengenalnya, aku tahu siapa dia. Seteelah aku pindah ke Cilegon aku tidak tahu lagi bagaimana kabarnya. Aku kembali bertemu dia di Facebook. Aku tahu kabarnya bahwa dia juga memiliki Saudara di Cilegon, aku senang ketika dia bilang Aku mau ke Cilegon, aku bilang nanti kita ketemu ya.. Tetapi teman kecilku itu sekarang dia berpacaran dengannya.

Aku marah kepadanya sangat marah, kenapa dia bisa berpacaran jarak jauh dengan temanku itu sedangkan denganku dia tidak bisa? Kamu belum terlalu mengenalnya, sedangkan denganku kamu sudah kenal lama? kenapa tidak bisa? tidak adil !! Dia menceritakan semuua alasannya kepadaku tetapi aku tidak perduli, ini masalah perasaan. Apalagi kini kamu berpacaran dengan teman keecilku itu. Apakah kamu memikirkan bagaimana perasaanku saat itu? Akuupun sempat berfikir apakah temanku ituu tidak tahuu bagaimana perasaanku?

Kira-kira sudah lebih dari tiga bulan meereka berpacaran, aku tidak mungkin terus terusan menangisi hubungan mereka. Aku haruus bisa melupakannya!. Kini dia telah bersamanya. Dia bahagia dengannya. Dengan kesibukan kuliahku, dan aku lebih mendakatkan diri kepada Allah kini aku bisa melupakannya dan perasaanku kepada dia sudah hilang. Aku anggap dia adalah kakaku sekarang.Aku telah bangkit dari rasa sedih itu. Aku tidak mungkin terus terpuruk dalam kesedihan. 

Beberapa hari yang lalu aku mendapatkan sms dari teman kecilku itu, dia meminta maaf kepadaku. Akuu balas sudahlah kita anggap masalah ini tidak pernah ada, lupakan saja. Akuu tidak ingin mengingatnya lagi. Namun dia masih merasa canggung denganku. Akuu coba jelaskan kepada dia. Dan dia cerita semua kepadaku. Dia terbuuka denganku tidak ada yang dia tutup tutupi. Mungkin karena sama sama wanita dia merasa bersalah denganku. Akupun memafkannya. Kini kita sudah biasa saja, sudah seperti dulu lagi. Tidak ada pikiran negatif diantara kita. Dan aku sudahh mengikhlaskannya. Aku berpesan kepadanya jaga dia, tolong jangan sakiti hatinya, dia orang yang sangat baik. Aku yakin dia bisa membahagiakanmu seeprti dulu dia membahagiakan ku. Dan sekarang akumasih tetap sendiri, sangat menikamti kesendirianku, fokus kuliah, bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah. Aku yakin Allah punya rencana indah dibalik ini semua, Allah pasti mengirimkan yang leebih baik dri dirinya, aku bisa lebih sabar, tegar, dan bijak dalam menghadapi suuatu masalah dan yang paling peenting adalah ikhlas.

Dari kejadian itu semua aku bisa mengambil hikmahnya jika aku tidak mengalami hal seprti ini, akuu tidak akan pernah mengerti arti sebuah rasa memiliki, aku bisa lebih dewasa, lebih ikhlas, lebih sabar. 

Untukmu, jagalah wanita itu seperti hasratmu untuk menjaga ibundamu. Dan kau teman kecilku, selalulah berada bersamanya dititik terlemah dipuncak kehidupannya...



Wassalam :)


Ginna











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar disini